-->
OK. Pertama-tama Saya
akan sedikit memaparkan tentang diri saya yang sebenarnya.
*PasangMukaPalingCantik*. Walaupun saya sering kali terlihat ceria dan bawel
serta banyak omong, sebenarnya saya adalah sosok yang SANGAT PEMALU!!! Saya
akan sangat terkesan diam dan cuek cenderung sombong saat pertama kali bertemu.
Kenapa??? Karena saya adalah tipe orang yang tidak tahu bagaimana bersikap
dengan kenalan baru ataupun lingkungan baru. Kaku, kikuk, bingung entah apalah sebutan yang cocok untuk itu.
karena itulah saya akan cenderung diam tanpa kata. Tapi, kalo udah kenal, baru
deh segala kegilaan dan kekonyolan terpendam akan meledak kluar secara membabi buta.
Lingkungan Rumah Sakit
tentunya hal yang baru. Saya bingung harus berbuat, tidak harus kemana, mesti
menempatkan diri saya dimana diantara para senior-senior perawat. Belum lagi
banyak sekali orang berlalu-lalang. Saya sering gugup kalo berada di tempat
yang banyak orang ataupun tempat umum. Bawaannya pengen nyari pacul, terus gali
lobang dan bersembunyi di dalamnya supaya gak ada yang liatin. Pokoknya
tibatiba muncul perasaan sepertinya orang-orang lagi ngeliat saya dengan
tatapan menghakimi. *Serem*
Karena sifat gugupan
saya itu lah saya memiliki satu kebiasaan yang sulit di hilangkan. KALO JALAN
SAYA SUKA NGEGANDENGIN TANGAN TEMAN SAYA DAN KADANG SAMBIL SEMBUNYI DIBALIK
PUNGGUNGNYA. Dan dari situ lah tragedi yang akan mengubah hidup saya bermula.
*SuaraPetirMenyambar*
Minggu pertama saya di
ruang interna, hari pertama. Masih gak tahu mau ngapain, bingung dengan
semuanya, Cuma bisa liatin orang-orang berlalu lalang dengan kesibukannya
masing-masing. Kemudian penyakit gugupan
dan malu-malu gak jelas saya bangkit karena melihat banyak manusia. Saat-saat
seperti itu, untuk menguatkan diri saya, saya membutuhkan seseorang untuk
DIGANDENG. Orang terdekat saat itu adalah Ka Asti, jadilah lengan Ka Asti
sebagai tempatku menggandeng. Lalu seorang wanita tua berkacamata sebut saja
Tawon, ibu kepala ruangan membuka mulutnya dan
mengeluarkan suara yang sangat bombastis fantastis “JANGAAAAN GANDENGAAAAAN!!!
KAYAK BEBEK…”
Huaaaaa…. Rasanya ingin mencari goa terdekat dan
bersembunyi di dalamnya. Aduuuhhh,, memalukan!!! Bayangkan saja kita di teriakin
kayak gitu dan disitu ada keluarga pasien yang berlalu lalang. -_- rasanya harga diriku terjun bebas dari lantai 30. Remuk,
tercabik-cabik.
Bisa
gak siiih negurnya gak di depan umum??? Bisa gak siiih gak teriak-teriak kayak
gitu??? Itu tuh benar-benar menjatuhkan harga diri dan percaya diri. Pokoknya
mendadak muka jadi panas, kayaknya warnanya juga udah berubah jadi merah. Tapi
gak pasti juga siiih, soalnya lagi gak megang cermin waktu itu. heheheheheeee
Sejujurnya,
tentu saya kecewa dan sangat sedih. Tapi ada sisi positifnya juga siiihhh.
Sejak kejadian itu saya berusaha untuk tidak menggandeng tangan orang lagi kalo
lagi jalan. Mau tidak mau harus melatih diri untuk tidak gugupan lagi di tempat
umum. Apalagi di Rumah Sakit kan kadang harus jalan sendiri, gak mungkin kan
mau di temenin terus sama teman. Awalnya agak gimanaaaa gitu, terasa sungguh
sangat berat. Tapi lama kelamaan mulai terbiasa, dan sedikit-sedikit penyakit
gugupan dan malu-malu gak jelas itu mulai hilang.
Selama
Profesi Ners ini banyak hal yang membuka pandangan-pandangan saya lebih lebar
lagi, mengubah saya dan memberikan masukan-masukan baru. Khususnya selama di
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Disana saya bertemu dengan Ners-ners
yang luar biasa. Membagi pengalamannya dan memberikan motivasi.
Yaaa,
meskipun sempat kecewa sama Bu Tawon, tapi saya harus akui bahwa beliau adalah
seorang perawat yang hebat. Beliau suka kasih nasehat dan memang dia itu perawat yang sangat perduli sama pasiennya. Dia juga suka suruh untuk meningkatkan pengetahuan dan terus belajar sampai kapanpun.
Benar
apa kata Bu Tawon. Belajar itu bukan cuma sampai diwisuda. Setelah itupun kita harus terus belajar. Pisau kalau tidak di asah akan tumpul. Jadi, SEMANGAT!!!
No comments:
Post a Comment