Wednesday 16 November 2016

DI NYINYIRIN KARENA BELUM NIKAH

Mungkin kalian sudah lelah, bosan ataupun muak mendengarkan curhatan jomblo. Tapi pleaaaaase, biarkan saya curhat. 'Aku sudah tidak sanggup dengan semua ini, TIIIIIIDAAAAAKKK' *Adegan ala-ala sinetron.

(Sumber *gambar kucing* : hellopet .com)

Entah ini cuma perasaan saya saja yang terlalu sensitif atau apa, akhir-akhir ini saya merasa muak, capek, kesel yang tingkatnya super tinggi. Orang-orang pada rese tanya-tanya "kapan nikah kapan nikah?" Malah kadang saat mereka bertanya mereka tidak menggunakan kata 'nikah' di belakang kata 'kapan'. Mereka cukup berkata "kapan?" sambil kasih ekspresi yang benar-benar horor dan membuat saya cukup paham apa arti dan arah pertanyaan itu.


Saat mood saya sedang bagus saya hanya akan pura-pura tertawa dan memberikan jawaban konyol seperti "oohh, belum kelihatan hilal tante. Masih jauh lebaran." Something like that lah yaaa. Tapi kalau mood saya sedang jelek (biasanya karena PMS), saya akan jawab dengan senyum dibuat-buat yang sangat tidak tulus dan dijawab dengan, mmmm..... diplomatis tapi sinis. "Yaahh, nggak tahu juga tante. Soalnya saya belum pernah di kasih tahu ALLAH kapan. Coba tante yang tanyakan ke Sang Pencipta, saya kapan ketemu jodohnya?" Dan jawaban yang semisal. Kalau mood lagi parah jeleknya, saya hanya akan kasih senyum orang stroke. Senyum yang cuma sebelah bibir yang gerak. Mampoooossss =D *bukan salahku, salah PMS*

Kenapa sih orang-orang pada KEPO dan terlalu mau ikut campur tapi tidak membantu sama sekali? Mau alasan karena peduli? Terus menerus bertanya kapan nikah. Kenapa nggak cariin calonnya saja? Terus dikenalkan. Siapa tahu cocok terus nikah. Dengan begitu kan akhirnya 'rasa penasaran' mereka tentang kapan saya nikah bisa terjawab. Sekalian juga dapat pahala.

Dirumah juga saya lumayan stress. Alhamdulillah, Mama saya tidak kayak ibu-ibu lain yang gelisah sana-sini. Dia cuma selalu kasih nasihat kalau cari pendamping hidup harus hati-hati, jangan asal terima, telusuri dia siapa. Jangan karena cuma mau buru-buru terus main sambar saja. Yang penting dia laki, yang penting nikah. Terus ujung-ujungnya menderita. Dan juga kalau bisa cari yang satu suku. *Aduuuh maaakk, teuteeep*

Biang keroknya nih si bapak yang selalu ngomong pengen punya cucu. Otomatis sebagai anak pertama saya tersinggung dong. Kan nggak mungkin adek saya yang cowok mau nikah. Lulus kuliah saja baru. Mau kasih makan batu ke anak istri? Atau adek saya yang kelas satu SMA? Lebih nggak mungkin. Gile lu Ndroooo!!! Aahhh... stress banget deh sama Bapak.

Kemarin-kemarin saya sempat agak bersitegang sama bapak gara-gara ada yang mau mengajak serius dan mau langsung ketemu orang tua. Tapi saya tolak. Karena jujur, bukan tipe saya banget orangnya. Alhamdulillah, mama dukung saya, malah mama menolak keras 'orang' itu karena tidak se-suku dan yang jauh lebih penting mama memang hatinya nggak sreg. *Hiduuuuupppp Mama* Dan si bapak? Uuuuurrrghhh, Bapak tuh sampai bilang "kamu jadi biarawati saja kalau nggak mau nikah..." Helooooowwww Bapaaak, kita muslim bapak, kagak ada biarawati di Islam. -_- Ahhhhh, streeessss. Di nyinyirin bapak sendiri euuuyy. Untungnya mama belain saya. "Memang orang mau nikah asal-asal? Yang penting ada laki-laki asal terima saja. Tidak usah takut. Kalau memang ada jodohnya pasti ketemu." Kurang lebih begitu kata Mama. *Ohhh Mamaaaa* *mata berkaca-kaca*

Ini lagi kejadian yang bikin bete. Beberapa waktu lalu saya ketemu tante, keluarga jauh. Dia punya anak perempuan yang  cuma tua satu tahun dari saya. Sudah menikah dan punya dua anak. Tiga malah, cuman Qadarullah anak pertamanya meninggal pas lahir. Si tante memberikan ekspresi horror kemudian bertanya "kapan?" Pertanyaan yang saya tahu sekali kemana arahnya. Saya cuma tertawa saja pura-pura tidak mengerti. Dalam hati "Uurggghh... pengen garuk tembok."

Kesel banget lihat ekspresi si tante yang sangat meremehkan. Kesannya "I am nothing because I am not married yet. And she's so proud that her daughter is married. Yeeeaaayy, anak saya laku, kamu enggaaak." Pengen rasanya bilang "Hellloooowwww, tanteeee. Saya bangga menjadi diri saya saat ini, Alhamdulillah. Syukurlah anak tante sudah menikah, punya keluarga kecil. Tapi itu bukan alasan untuk memandang rendah hanya karena saya belum menikah. Saya sangat menikmati hidup saya saat ini. Saya gembira dan bahagia karena apa yang ada di dalam sini." *nunjuk dada*

Ya, saya bahagia kok meski tanpa pasangan. Karena banyak hal-hal lain yang ALLAH telah berikan ke saya yang begituuuu saya syukuri. Meskipun saya tidak pungkiri bahwa manusia memang pasti ingin hidup berpasang-pasangan. Tapi kalau belum dikasih yang ngepas dihati, belum dipertemukan sama yang ngeklik, bla bla bla bla bla? Apa saya harus marah-marah? Garuk tanah? Bakar laut?

Menikah itu baik, Maa sya ALLAH. Dan itu sunnah Rosul. Siapa yang tidak mau. Saya mau. Hanya saja kalau jodohnya belum datang. Apa saya harus memaksakan takdir?

Ada juga yang komentar menyuruh cari-cari cowok. Saya jomblo, tapi bukan berarti saya segitu murahannya harus mengobral diri. Pacaran is not my style, Sorry to say. No offense untuk yang pacaran. Itu hak kalian. Hanya saja ini keyakinan, kepercayaan dan sekaligus pegangan saya. Nikah tanpa pacaran.

Insya ALLAH, akan datang jodoh dengan cara yang di ridhoi ALLAH azza wa jal kalau memang dicarinya denga 'cara' ALLAH ta'ala. So, please STOP tanya "kapan nikah?" Karena saya pun tidak tahu.

Sorry kalau endingnya sok sholehah. *puppy eye*

5 comments:

  1. Assalamualaikum..
    Salam kenal Kak Mumu..
    Sama kok Kak, saya juga belum menikah.. Kakak kembar saya sudah menikah, kurang lebih 3 tahun yang lalu.. Hmmm.. Tapi sampai sekarang saya belum juga menikah..
    Yaa.. Semoga kita bisa cepat mendapatkan jodoh yang terbaik ya Kak.. Aamiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mumu Ahmad (Okino Mosaa)10 December 2016 at 04:12

      Wa'alaykumsallam..
      Salam kenal balik Gustia ...
      Nyesek juga yaa? Saudara kembar udah duluan... hmmm... tapi itulah, Qadarullah... takdir ALLAH... AAMIIN... semoga di kabulkan... =)

      Delete
    2. Makasih Kak Mumu.. ^^
      Hehehe.. Iya Kak.. Hmmm.. Betul Kak.. Takdir Allah.. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa.. Hanya Allah yang menentukan..
      Aamiin.. Semoga dikabulkan.. ^^

      Delete
  2. Iya herann.. Kenapa ko orang orang ga bisa jaga lisannya ya. Seakan-akan esensi dari menikah itu ialah orang2 yg udah laku, trus menjudge atau ngeribetin tanya2 kapan nikah.. Padahal esensi dr pernikahan kan seharusnya ibadah, nambah taqwa agar bisa melahirkan generasi yg baik..
    Sabar aja ya mba buat kita :) salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal balik... :)
      skrg nikah udah kayak lomba lari... Adu cepet2an =D seandainya saya tau jawabannya kapan sy nikah, masalahnya cuman ALLAH yg tau... Gimana sy jawabnya? Haduuhh... Ribet dan ngeribetin emang orang... =D

      Delete