Wednesday 2 November 2016

MEMOTRET PEMBANGUNAN INDONESIA : BAIK HATI SETENGAH-SETENGAH

Kalau kalian warga Kendari yang sehari-hari melewati kawasan lampu merah perempatan pasar wua-wua dari arah by pass, mungkin kalian tidak asing dengan bocah berambut ikal dan berkulit gelap yang setia menjajahkan korannya setiap pagi. Senin sampai jum'at setiap saya berangkat kerja anak ini selalu ada di lampu merah itu. Kadang, di lampu merah itu juga ada anak perempuan yang umurnya mungkin sekitar tujuh tahun mengemis pada pengguna jalan yang sedang menunggu lampu hijau.


(Dok. pribadi, bocah penjual koran)

Pemandangan yang disuguhkan tiap pagi itu benar-benar menggelitik hati saya. Anak sekecil itu bekerja mencari uang. Padahal seharusnya dia berada di sekolah, belajar dan bermain dengan teman sebaya. Sementara tidak jauh dari situ, sebuah proyek pembangunan dengan dana besar sedang dikerjakan. Bahkan beberapa waktu lalu jalanan dipenuhi debu akibat proyek pelebaran jalan di sana sini. Pembangunan ini itu dimana-mana. Namun sayangnya, sepertinya 'pembangunan sumber daya manusia' dilupakan di antara hingar bingar pembangunan kota.



(Dok. pribadi, bocah pengemis)


Pertanyaan muncul dalam benak saya. Kenapa masih ada anak usia sekolah yang bukannya belajar malah berkeliaran di jalan? Bukannya pemerintah telah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk pendidikan? Dana APBN untuk pendidikan tahun 2016 ini bahkan adalah yang paling besar yaitu sebesar Rp.419,2 triliyun. (Sumber, liputan6)

Pemerintah pun sudah menyiapkan program bantuan seperti BSM (Bantuan Siswa Miskin). Program BSM adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah. (Sumber, aancom88 .com)

Dana BSM diberikan kepada siswa mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi dengan besaran sebagai berikut:
  1. BSM SD & MI sebesar Rp 225.000 per semester atau Rp 450.000 per tahun.
  2. BSM SMP/MTs sebesar Rp 375.000 per semester atau Rp 750.000 per tahun.
  3. BSM SMA/SMK/MA sebesar Rp 500.000 per semester atau Rp 1.000.000 per tahun. (Sumber, aancom88 .com)


Selain itu ada juga program dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Tujuan khususnya adalah untuk membebaskan pungutan meringankan beban siswa. (Sumber, sekolahdasar .net)

(Sumber : sekolahdasar. net)

Dana Bos yang diterima sekolah dihitung berdasarkan jumlah peserta didik dengan besar satuan biaya untuk tingkat SD: Rp 800.000,-/siswa/tahun dan Tingkat SMP: Rp 1.000.000,-/siswa/tahun. Dana BOS disalurkan setiap 3 bulan (periode triwulan), yaitu periode Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Dengan catatan untuk komponen nomor 10 yaitu hanya bagi siswa miskin yang tidak mendapatkan bantuan sejenis dari sumber lainnya, misalnya PIP (Program Indonesia Pintar) yang sama dengan BSM.

Menurut saya pemerintah kita ini baik sekali karena sudah mau menyisihkan sebagian dananya untuk pendidikan masyarakat miskin. Hanya saja baiknya masih setengah-setengah. Dana yang diberikan untuk per siswa miskinnya masih kecil. Mungkin pemerintah tidak tahu bahwa sekolah yang katanya GRATIS itu ada uang komite sekolah yang jumlahnya meskipun dianggap kecil bagi sebagian besar masyarakat, tapi ada segelintir orang yang harus mati-matian mengucurkan keringatnya dan banting tulang  untuk membayar uang komite. 

Bukan hanya masalah komite saja, siswa butuh buku tulis, pulpen, beli buku cetak, beli seragam, bahkan buat PR (pekerjaan rumah) juga butuh uang. Jangan salah kawan, bikin PR itu kadang butuh uang. Contoh, saya pernah di mintai tolong bantu PR cucu boss saya. Cari gambar pahlawan, terus di cetak. Carinya di internet, kalau saya sih pakai telepon pintar milik sendiri, terus di cetak pakai printer kantor. Coba bayangkan kalau yang disuruh kerjakan tugas anak yang kurang mampu, tidak punya telepon pintar ataupun printer sendiri. Dia tentu harus ke warnet boss! Dan itu BAYAR, pakai uang boss, bukan daun. Belum lagi uang transportasi ke sekolah setiap harinya. Bukan main beratnya bagi mereka yang tidak mampu. 

Makanya banyak orangtua miskin yang tidak menyekolahkan anaknya meskipun sudah di kasih tahu kalau sekolah itu gratis. Karena mereka sudah memikirkan pasti harus menyiapkan uang untuk biaya lain-lain. Padahal jangankan untuk membiayai segala printilan sekolah, makan saja susah.

Selain masalah dana yang diberikan kepada siswa masih kurang, masalah pengawasan penyaluran dana bantuan juga masih agak longgar. Tahu sendiri kan bagaimana 'nakalnya' orang-orang di pemerintahan negeri ini. Dari yang jabatan tinggi sampai yang paling rendah sekalipun banyak yang nakal kalau sudah masalah U-A-N-G. Praktek pungutan liar di sekolah sepertinya bukan hal yang membuat kita kaget lagi. Contoh, siswa di suruh beli buku cetak. Padahal kan sudah ada dana BOS untuk pengembangan perpustakaan. Siswa kan bisa di suruh belajar pakai buku di perpustakaan. Belum lagi masalah uang komite, sebenarnya ini untuk apa? Bukannya segala biaya operasionalnya dari listrik sampai alat tulis sudah di biayai dana BOS?

Kepada pemerintahku yang telah baik hati memberikan perhatiannya bagi pendidikan masyarakat miskin, terima kasih. Meskipun masih terkesan setengah-setengah. Semoga ke depannya rakyat miskin bisa mendapat bantuan dana yang lebih sesuai sehingga tidak ada lagi keraguan untuk sekolah. Pengawasan terhadap dana-dana program harus di tingkatkan agar benar-benar sampai kepada yang butuh.

Semoga semua anak di Indonesia dapat mengecap bangku pendidikan. Majulah bangsa dan negeriku.

8 comments:

  1. Ikut trenyuh juga masih banyak masalah sosial yang melibatkan anak2. Pdhl negaranya harusnya menjamin anak2 supaya sekolah ya mbak..
    Moga pemerintah segera memperbaiki sistem pendidikan jd lbh baik lg ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buaaaanyaaaakk sekali kalau sudah menyangkut anak-anak. Apalagi anak-anak dgn ekonomi pas2an...
      Iya, semoga lebih baik... Aamiin...

      Delete
  2. Baca ini jadi galau, tadinya pengen anak di negeri tapi kayaknya enakan diswasta.
    Semoga semua lebih baik . aamiin

    ReplyDelete
  3. sedih, kalo ngomongin soal pendidikan di negeri kita ya..

    ReplyDelete
  4. Mirisnya pendidikan negeri ini

    ReplyDelete