Tuesday 25 October 2016

BERSAHABAT DENGAN DIABETES MELITUS (KENCING MANIS) : SUNTIK INSULIN

Bagi penderita diabetes melitus atau keluarga penderita diabetes melitus alisa kencing manis mungkin sudah sangat akrab dengan benda dalam foto di atas. Benda yang mirip polpen itu adalah suntik insulin. Kalau tutupnya dibuka, baru kelihatan jarumnya yang kecil imut-imut dan berisi cairan bening yang merupakan insulinnya.


Belakangan ini trend penyakit diabetes meningkat. Dulu orang dengan masalah kelebihan berat badan yang dan dianggap rawan dan memang sering menderita diabetes. Tapi sekarang, orang yang badannya normal-normal saja, kayak bapak saya pun nyatanya terkena diabetes. Zaman sekarang memang penyakit makin ganas. Untuk itu saya mau berbagi sedikit pengetahuan seputar diabetes berdasarkan yang pernah saya pelajari dan dari pengalaman saya sebagai anak dari seorang penderita diabetes kepada teman-teman senasib sepenanggungan.

Penderita diabetes yang sudah tidak mampu memproduksi insulin membutuhkan suntikan insulin agar gula darahnya tidak naik. Bapak saya sudah beberapa tahun belakangan menjadi pengguna suntik insulin. Bapak harus disuntik empat kali sehari. Tiga kali sehari sebelum makan dengan novorapid, insulin aksi cepat dan satu kali dengan levemir, insulin reaksi lambat/panjang sebelum tidur. Dirumah bahkan adik saya yang paling kecil sudah bisa suntik bapak saya sejak SMP, dan sekarang dia SMA kelas X. Semua orang rumah diajar cara suntik biar bisa suntik bapak, soalnya bapak takut suntik sendiri. -____-
Padahal sebenarnya pasien diabetes harus bisa mandiri. Makanya pasien dengan diabetes mielitus (kencing manis kalau kata orang kebanyakan) diedukasi cara suntik sendiri di perut, tiga jari dari pusat.

Suntik insulin tuh penting banget buat penderita diabetes. Apalagi yang sudah ketergantungan insulin karena tubuhnya sudah tidak lagi produksi insulin. Dan kalian sebaiknya punya alat ini.


Alat pengukur gula darah untuk pantau gula darah secara rutin. Jangan sampai kalian suntik insulin dosisnya terlalu tinggi dan akhirnya gula darahnya terlalu turun. Waaahh... bisa gawat. Orang kalau gula darahnya tinggi bisa bertahan hidup lama, tapi kalau gula darah mendadak turun dalam itungan jam bahkan menit bisa meninggal, minimal koma.

Sebagai penderita maupun keluarga penderita diabetes, penting untuk kenal diabetes dan bagaimana hidup dengan diabetes. Harus banyak-banyak tahu tentang diabetes karena diabetes itu akan jadi "teman hidup". Tentu kita harus kenal dong sama "teman hidup" kita biar hidupnya "akur dan harmonis". Hehehe.

Diabetes melitus itu adalah penyakit dimana seseorang kadar gulanya tinggi karena ada gangguan metabolisme tubuh, yaitu hormon insulin tidak diproduksi oleh sel beta di pankreas atau karena sel-sel resisten/tidak peka sama hormon insulin. Hormon insulin itu tugasnya untuk mengubah glukosa/gula di darah menjadi energi untuk sel-sel tubuh. Karena insulinnya tidak ada atau ada tapi selnya tidak "mengenali" insulin akhirnya tidak ada glukosa yang berubah jadi energi. Makanya orang yang diabetes melitus suka lemas. Karena tidak ada energi padahal udah makan banyak. Makanannya cuma jadi glukosa/gula saja dan tertimbun di darah. Tidak sampai jadi energi.

Diabetes melitus atau yang orang sering bilang kencing manis itu ada dua tipe. Tipe I dan Tipe II.
Tipe I itu yang ketergantungan insulin karena sel beta di pankreas sudah tidak menghasilkan insulin lagi. Jadi si penderita butuh insulin dari luar.
Kalau Tipe II itu yang sebenarnya masih produksi insulin. Tapi sel tubuh tidak peka atau sudah resisten/kebal sama insulin. Insulin itu ibaratnya kunci, sel itu pintu dan glukosa itu orang yang mau masuk ke pintu. Si glukosa udah bawa kunci, tapi pas dimasukkan di lobang kuncinya si sel/pintunya ternyata tetap tidak mau terbuka. Jadi deh si glukosa main-main diluar pintu/sel yaitu dalam darah.

Bapak saya sendiri adalah penderita diebetes melitus tipe II non-obess tapi menggunakan suntik insulin. Kenapa? Karena meskipun sebenarnya tipe II itu tidak tergantung insulin, tapi bapak saya sudah tidak mempan dengan terapi obat saja.

Untuk insulin aksi cepat bapak saya di kasih yang novorapid. Jadi, insulin aksi cepat itu fungsinya untuk menurunkan gula darah saat makan. Pas kita makan kan makanan yang masuk langsung jadi glokusa/gula. Makanya di suntiknya tiga kali sehari sebelum makan. Tapi kalau makan besarnya cuma dua kali, ya dua kali saja. Kalau lagi puasa jangan suntik. Pas sahur saja. Dosisnya juga harus tepat sesuai kebutuhannya. Harus konsultasikan sama dokter spesialis penyakit dalam, paling bagus lagi kalau ada dokter sub spesialis endokrin.

Ingat ya, kalau habis suntik novorapid (insulin aksi cepat), langsung makan. Jangan sampai habis suntik terus tidak makan, bisa drop gula darahnya. Ini gawat. Dan selalu cek gula darah secara rutin. Sebelum tidur, jam 9 atau 10 malam suntik lagi pakai insulin aksi lambat/panjang (ada lantus atau levemir). Selalu konsultasikan ke dokter mengenai dosis insulin yang berikan. Jangan malas-malas ambil insulin ke rumah sakit. Gratis loh kalau pakai BPJS.

Meskipun sudah suntik insulin, diet tetap harus perhatikan. Diet disini maksudnya bukan yang menahan lapar ala-ala model lidi-lidian. Tapi asupan nutrisinya diperhatikan. Jangan malas gerak. Bapak saya meskipun diabetes tetap rajin. Malah sebelum kena penyakit lain (kapan-kapan saya cerita), bapak saya masih berkebun tiap minggu.

Hidup berkualitas dengan diabetes bukan hal yang tidak mungkin. Semangat terus yaa... :) :)

No comments:

Post a Comment